Aku melangkah perlahan, namun tetap saja bimbang itu masih menghampiri aku. Mungkin sudah terlampau dari hanya sekedar lama aku menunggu diri mu, aku tau dan tak akan aku pungkiri bahwa aku mencintai kamu, amat sangat mencintai kamu.Tapi rasanya sakit menunggu kamu, menatap kamu dalam memori kamera, dan hanya mendengar suara mu. Aku bukan lagi suatu hal yang berharga untuk kamu, tidak lagi. Hingga aku menulis ini aku pun tau masih begitu banyak hal yang berdiam di hati aku. Tapi mau sampai kapan aku harus tersenyum padahal aku menangis tiap bulan dan bintang mulai nampak?Berapa lama lagi hingga aku tersadar dan lepas dari sakit ini?
Bertemu dengan mu itu suatu hal yang sangat indah buat aku, aku belajar banyak. Aku belajar apa itu mencintai dengan sungguh - sungguh, bukan cuma karena status. Aku belajar apa itu sakit dan apa itu jatuh. Aku belajar bagaimana rasanya jika apa yang aku lakukan itu salah, aku belajar bagaimana memberi sebuah perhatian yang lebih untuk seseorang yang aku cintai itu salah. Aku belajar rasa sakit saat mencintai seseorang lebih dari seharusnya. Aku belajar bagaimana tak pernah diberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan. Aku belajar mencoba menjadi seorang wanita yang terbaik dan hanya dianggap sebagai anak kecil yang mungkin enggak pernah berarti. Aku pun belajar cara untuk menyembunyikan tangis ku dengan senyuman, dan seberapa sakit saat hal itu aku lakukan. Aku belajar agar tegar dan hanya bisa menulis. Aku belajar untuk menjadi seorang cewek yang gak lagi manja. Aku belajar menjadi cewek yang kuat. Aku belajar menjadi cewek yang cuma mengandalkan diri sendiri agar tak lagi sakit dan kamu bertanya kenapa aku berubah.Lucu.
Aku itu bodoh. Masih ada sebuah luka yang sangat besar yang dulu kau torehkan, dan aku taburi luka itu dengan garam. Tak dapat aku memungkiri bahwa cinta membuat aku bodoh.Dan aku masih saja melangkah dalam bimbang.
No comments:
Post a Comment